PIA LEGONG
Sejarah Pia Legong
Pendiri Pia Legong ini adalah Hentje, pria asal Toli-Toli, Sulawesi Tengah. Ia pertama kali memulai bisnisnya pada tahun 2007. Awalnya setelah lulus kuliah Hentje sempat bekerja sebagai staff marketing di sebuah perusahaan gas di surabaya. setelah beberapa tahun bekerja ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan merintis usaha kue pia ini. terkesan nekat memang, karna ia seorang lulusan fakultas ekonomi dan tidak mempunyai latar belakang apapun soal kue.
Awalnya, semua pekerjaan mulai dari membuat adonan, mencetak pia sampai memasarkannya ia lakukan sendiri. resep awalnya, ia dapatkan dari ibunda tercinta yang kemudian diutak-atik dengan mengubah komposisi bahan dan cara pembuatannya. mulanya tidak langsung behasil, tetapi dengan keuletan, kerja keras dan kesungguhan hati, sekarang Pia Legong sudah terkenal di Bali. untuk bisa mendapatkannya saja pelanggan tidak bisa langsung membeli, etapi harus memesan terlebih dahulu minimal 10 hari sebelumnya. kenapa begitu??? karna pembelinya banyak dan yang membuat adonan pia tersebut hanya dilakukan oleh Hentje sendiri.
Analisis SWOT
Strength> Produknya garing diluar tetapi lembut didalam
> Berbeda dengan produk Pia lain
Weakness
> Tidak adanya Branch. jadi customer sulit untuk membeli produk ini
> Tidak ada varian rasa baru
Opportunity
> Karna tidak adanya Branch, jadi membuat penasaran customer
> karna di bali banyak wisatawan asing maupun lokal, pia legong ini bisa
menjadi pilihan yang tepat untuk buah tangan bagi orang-orang tercinta
Threat
> Brand lain dapat mengikuti keunggulan Pia Legong
Analisis 4P
Product => Pia Legong Kacang Hijau, Coklat dan Keju. (1 Box isi 10 Pia)
Price => Rp 150.000,- / Box
Promotion => Melalui Media sosial dan dari konsumen ke konsumen
Place => Pass Ngurah Rai, Kuta, Bali. hanya terdapat 1 outlet yang menjual, pia ini tidak
didistribusikan ke wlayah lain.
Analisis STP
Jenis Kelamin : Pria & WanitaUsia Aktif : 20 tahun
Wilayah : Urban, Sub Urban
Status Ekonomi : A, B
Gaya Hidup : Pecinta Kuliner
Positioning : "Take it, Bite it, Love it"
Pendatang Baru : Bakpia Pia, Serabi Keraton, Chocodot, Cassava Cake, Carrot Cake
Pesaing : Pia Mangkok, Bakpia Patok, Pia Janger
Produk Pengganti : Dodol, Bolu, Geplak, Wingko
Konsumen : Remaja, Wisatawan, Pekerja
Analisis Pesaing
1. BakPia Pathok
Pia ini dinamakan pia patok karna usaha pia ini pertama kali berdiri di kampung Pathok, Yogyakarta sekitar tahun 1948. pendiri pia pathok ini bernama Ibu Tan Aris Nio. Pia pathok ini mempunyai beberapa varian rasa seperti Kacang hijau, Keju, Coklat, Nanas, Ubi Ungu. Harga pia pathok ini Sekitar Rp 30.000 sampai Rp 40.000. Cara mempromosikan pia ini dengan media sosial, dan dari mulut ke mulut.Pia Pathok ini mempunyai 5 branch yaitu 2 branch di dekat malioboro, 1 branch di depan airport adisucipto dan 1 branch di jl. laksda adisucipto km.9 . Konsumen pia ini pria dan wanita dengan usia aktif sekitar 20 tahun. pia ini termasuk produk yang masuk ke wilayah urban dan sub urban dengan status ekonomi A, B dan C. dengan gaya hidup menyukai jajanan khas. Tag Line produk ini adalah "Pia enak ya Pia Patok".
2. Pia Mangkok
Pia Mangkok ini merupakan camilan khas kota malang yang banyak menjadi favorit para pelancong yang singgah di kota malang. bahkan warga lokal kota malang sendiri pun banyak yang menyukai pia mangkok ini. hal itu bisa jadi karna citarasa pia ini berbeda dan terasa sangat khas. pia ini empuk dan memiliki berbagai rasa yang digemari pelanggan yaitu kacang hijau, coklat, keju, durian, tang kwee. dengan harga sekitar Rp 10.000 hingga Rp 30.000. pia ini memiliki 4 branch yaitu di Jl. Semeru 25, Jl. Villa Tidar Indah no.5, Jl.Soekarno Hatta PTP II no.1 Kav.2, dan di Jl. Raya Randu Agung no.9, Singosari. Cara mempromosikan pia mangkok ini dengan promosi melalui media sosial dan juga dari mulut ke mulut. Konsumen pia ini pria wanita dengan usia aktif sekitar 20 tahun. produk pia ini masuk kedalam wilayah urban dan sub urban dengan status ekonomi A, B, dan C dengan gaya hidup suka jajanan khas. dengan Tag Line " Pia Mangkok Pas untuk Oleh-Oleh".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar